Entri Populer

Kamis, 06 Februari 2014

Nana korobi, ya oki.



Ada suatu pepatah yang saya sukai,yang berbunyi seperti ini:Nana korobi, ya oki.”

Sebuah filosofi Jepang yang juga memiliki suatu pandangan makna yang super yaitu: "Fall seven times, get up eight."

Siapa yang tidak pernah jatuh? Siapa yang selalu menang dan sukses di dunia ini?  Kita ambil contoh sederhana dari proses belajar bersepeda. Sekalipun kita diajarkan bersepeda roda dua secara baik oleh instruktur sebaik apapun, adalah sudah barang tentu, sebagai murid, kita berkesempatan hilang keseimbangan dan jatuh. Sakit? Pasti! Kapok? Itu pilihan…

Menyoroti cerita sukses seorang Bob Sadino dalam sebuah bidang wirausaha tidak serta merta berarti orang tersebut tak pernah gagal. Suatu kali ketika saya menonton acara di channel Metro TV, saya menonton pak Bob bercerita tentang pengalamannya berwirausaha yang penuh dengan jatuh bangun. 
See? Jatuh bangun adalah makanan orang yang ingin sukses.

Berkaca pada pengalaman pribadi, saya merupakan orang yang bukan tidak pernah gagal. Malah sebaliknya, saya sering kali harus menelan ‘pil pahit’ kegagalan sebelum akhirnya dapat sukses di dalam fase-fase tertentu dalam hidup saya. Agaknya pas apabila saya sedikit share pengalaman pribadi saya pada saat berkuliah di salah satu universitas Katolik unggulan di Jakarta.
Suatu kali saya mendaftarkan diri saya mengikuti program pertukaran pelajar ke negara tujuan Amerika Serikat. Persiapan yang dilakukan agaknya memakan waktu dan tenaga saya selama kurang lebih dua bulan. Saya sangat ingin pergi untuk belajar ke AS karena saya ingin menambah pengalaman saya ke sana. Melalui proses yang panjang untuk mengumpulkan dan melengkapi berkas-berkas dokumen yang diperlukan seperti surat rekomendasi dari dosen-dosen pengajar, sampai test bahasa yang harus dilalui membutuhkan pengorbanan yang besar bagi saya. Namun, harapan saya yang besar itu harus pupus karena saya tidak masuk seleksi tahap awal. Saya sungguh kecewa dan merasa gagal.
Kisah terjatuh namun bangkit lagi. (kayak lagu melayuuu… Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi.. hehe) Tapi saya belum menyerah, saya mencoba peruntungan saya di dalam ajang Putra-putri berprestasi mahasiswa dan masuk ke dalam 10 besar. Bangga sekali rasanya dapat mengharumkan nama keluarga dan juga almamater. Meskipun tidak menjadi pemenang pertama, saya sangat menghargai pengalaman tersebut. 

Kisah itu adalah sebagian kisah-kisah pahit-manis (bitter-sweet) dalam menyelesaikan Strata 1 saya di fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. Pada akhir tahun 2011, oleh kasih karunia Tuhan Yesus,saya menyelesaikan pendidikan saya di Atma Jaya dengan predikat magna-cumlaude. Dan mengapa saya katakan oleh kasih karunia-Nya? Sebab hanya 3 orang saja dari sekitar 200 lulusan dari FKIP yang mendapat penghargaan berupa cincin emas, namun menurut cerita dari Wakil Dekan yang pada saat itu menganugerahkan penghargaan tsb, diputuskanlah bahwa saya adalah salah seorang dari 3 orang yang beruntung tersebut. Katakanlah beruntung, karena ada pepatah kuno mengatakan bahwa sebenarnya keberuntungan adalah hasil karya tangan Tuhan yang ogah membubuhkan ‘tanda tangan-Nya’. Entah bagaimana ceritanya, meskipun ada empat orang lainnya yang memiliki IPK (indeks prestasi kumulatif) hampir setara dengan saya atau katakanlah lebih tinggi beberapa poin, tapi hasil musyawarah dewan pengajar dan dekan memutuskan bahwa saya pula lah yang berhak menerima penghargaan tersebut.
Demikian saya memandangnya, dalam setiap situasi yang saya hadapi, saya menganggapnya sebagai cara Tuhan menenun karya maha agung. Seperti halnya seorang penenun yang bekerja siang dan malam untuk menjadikan benang-benang terajut menjadi suatu kain tenun yang indah yang bernilai tinggi, dengan cara seperti itulah Tuhan mengerjakan apa yang sedang Ia perlu kerjakan di dalam hidup saya. Hari ini, saya baru sembuh dari sakit typhus dan jujur saja saya masih 3L (lemah, letih, lesu) … -_- 
Pengennya sih bobok2an terus, tapi udah hampir seminggu aja bedrest di rumah, hari ini saya ngantor. Menyemangati diri sendiri, ayoo Esther .. “Nana korobi, ya oki.” *nyeduhh tehh dulu ahh*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar